Yadya Kasada Tahun ini Hanya di Ikuti Warga Asli Tengger

Larung sesaji warga Tengger di bibir kawah Gunung Bromo
Probolinggo - Tidak ada yang jauh berbeda, Warga Hindu Tengger tetap menggelar larung sesaji hasil bumi baik pertanian dan peternakan, sebagai wujud syukur. Namun kegiatan tahun ini warga dari luar Tengger sendiri tidak diperkenankan untuk mengikuti prosesi Yadya Kasada.

Kegiatan Tahunan ini hanya di ikuti Warga Asli Tengger sendiri dari Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Pasuruan dan Malang, ini melempar sesaji ke mulut kawah Gunung Bromo, sebagai puncak perayaan Yadya Kasada.

Biasanya Sebelum dilarung, sejumlah warga berpakaian khas suku tengger ini membawa sesajen berjalan kaki dengan penerangan lampu obor menuju Pura Luhur Poten, Selasa 07 Juni 2020 dini hari.

Saat semua telah terkumpul di Pura Luhur Poten, para pandita membacakan mantra dan doa bersama, memohon diberikan keselamatan dan kelancaran rezeki. Sekitar pukul 05.00 WIB, secara bergantian sesaji yang dibawa warga menuju bibir kawah untuk dilarungkan.

Ketua Parasade Hindu Darma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Soprapto mengungkapkan, bahwa larung sesaji merupakan puncak perayaan Yadnya Kasada. Upaya pembuangan ongkek dari hasil pertanian dan perternakan ke mulut kawah ini adalah wujud syukur kepada Sang Hyang Widhi. Agar perternakan dan pertanian mereka lebih makmur lagi.

Dengan adanya pembuangan sesaji ini membawa keberkahan dan keselamatan. "Termasuk kesuburan lahan pertanian dan diperlancar usaha yang dijalankan masyarakat di sini," jelasnya.

Ketika iring-iringan warga suku Tengger menuju kawah biasanya banyak wisatawan lokal dan mancanegara, namun saat ini terlihat sepi karena, masyarakat luar dilarang untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Salah satu warga yang batal mengikuti acara Kasada Tahun ini berharap, Semoga Wabah Pandemi segera berakhir sehingga Tahun depan Masyarakat umum bisa mengikuti kegiatan Tahunan seperti Biasanya.

Komentar